Pengikut

Rabu, 21 November 2018

Berikan Kesempatan Anak Untuk Bermain

Konsep pendidikan anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain; bermain adalah belajar dan belajar adalah bermain yaitu bermain yang menyenangkan. Bermain yang menyenangkan dapat menstimulus anak untuk dapat eksplorasi dengan benda-benda yang ada disekitarnya untuk menemukan pengetahuan dari benda-benda yang dimainkan anak. inilah alasannya kenapa orang tua perlu memberikan kesempatan anak untuk bermain. 
 

Orang tua bijak tidak memaksakan anak untuk belajar, namun ia tahu cara anak untuk cinta dan pandai belajar dengan memilih permainan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Meronce merupakan salah satu contoh permainan yang dapat menstimulus otot anak dalam tahap perkembangan menulis, kemampuan membaca, dan mengasah kemampuan kognitif anak. Ketika bermain, biarkan anak berlatih memasukkan satu per satu benda ke dalam benang. Awalnya, anak akan memasukkan benda secara acak, semau anak, tidak terpola. Namun, lama kelamaan anak akan bisa membuat pola yang diinginkan, misal warna merah pada baris pertama, bentuk bulat, dan seterusnya.

Orang tua mengawasi dan memberikan pertanyaan untuk menstimulus kemampuan anak seperti “berapa jumlah benda yang dimasukkan? apa warnanya?“ dan sebagainya. dengan demikian anak akan termotivasi untuk menghitung jumlah benda dan menyebutkan warna benda yang telah dimasukkan ke dalam benang tersebut.!
Menggunting merupakan kegiatan main yang sangat perlu dilakukan oleh anak untuk menunjang kekuatan ototnya (motorik halus). Tidak perlu kita ajarkan bagaimana cara menggunting. Cukup berikan gunting dan objek untuk digunting. Ajarkan saja cara memegang gunting. Biarkan jemarinya bergerak sesuai keinginan dan kemampuan anak. Lama kelamaan, anak akan bisa menggunting sesuai pola luar, lalu pola bentuk, dan seterusnya. orang tua bisa memberikan stimulus dengan melihat hasil karyanya dan menanyakan idenya serta menulis nama. jadi dengan bermain, anak bisa membaca dan menulis tanpa menghilangkan masa kecil yang akan menjadi kenangan bagi mereka.

Selain menyediakan permainan tersebut. Mulailah orang tua perkenalkan anak dengan alat-alat tulis, misalnya pensil, pena, kertas, spidol, crayon, dan sebagainya. Komunikasikan kepada mereka apa fungsi peralatan tersebut. Selain itu, sampaikan manfaat menulis dan mengapa harus menulis.

Di samping itu orang tua bisa sediakan perlengkapan menulis di rumah. Jika mampu, sediakan versi lengkapnya. namun tidak memaksa anak menulis, biarkan mereka tertarik dengan peralatan tersebut, dan keinginan mereka mengalir atasnya.


Ummi Abi, bersabarlah dalam mendidik anak, sesungguhnya anak lahir sudah siap untuk belajar, untuk bersosial dan bukan untuk diasingkan. Sesungguhnya ada tahapan yang harus anak lalui terkait kemampuan menulisnya. Tentunya tidak serta merta anak bisa menulis, melainkan anak akan melewati step-by step peningkatan kemampuannya dalam menulis.


Berikut ini kami sampaikan tahapan kemampuan anak dalam menulis:

1) Coretan-coretan acak (tidak teratur)
2) Coretan-caretan teratur
3) Pengulangan garis dan bentuk-bentuk khusus
4) Berlatih huruf-huruf (memberi nama huruf-huruf)
5) Menulis nama
6) Meniru kata-kata dalam lingkungan
7) Menemukan ejaan
  • Awal konsonan (R untuk Rumah)
  • Awal dan akhir konsonan (RH untuk Rumah)
  • Konsonan (RMH untuk Rumah)
8) Sesuai dengan ejaan: usaha secara mandiri untuk memisahkan huruf-huruf dengan benar dalam sebuah kata; seperti contohnya RUMAH
9) Tahap lebih lanjut; sesuai dengan ejaan/menemukan campuran ejaan (anak mulai membaca dan menulis dalam ejaan yang lebih sesuai setelah belajar beberapa kata tunjuk) misalnya: Papa dan Mama sayang aku


Setelah memahami tahapan perkembangan menulis anak, tahapan ke berapakah anak anda dalam menulis?? apakah anda mencatatnya? jika belum, praktekkan dan catatlah hasil perkembangan anak secara kontinue.


Semoga bermanfaat. aamiin

1 komentar:

Silahkan berkomentarlah yang santun dan bijak