Pengikut

Selasa, 29 Januari 2019

Sindrom asperger, apa bedanya dari autisme? Waspadai 10 ciri ini




Anak dengan sindrom asperger sering kali dianggap aneh bagi masyarakat yang belum memahami sindrom yang termasuk dalam spektrum austisme ini.

Pernah mendengar sindrom asperger (ASG)? Sindrom ini diperkenalkan oleh Hans Asperger sekitar tahun 1944 silam. Menurutnya, sindrom asperger merupakan gangguan neurobiologi, dan bukan disebabkan karena masalah psikologis anak.

Sindrom asperger termasuk dalam kategori autisme, tetapi anak dengan sindrom ini tidak menunjukkan tanda-tanda sindrom dari perilaku mereka.

Artikel terkait: Seorang ayah ungkapkan 7 tanda anak autis yang wajib Parents ketahui

Untuk mengetahui apakah memiliki gejala sindrom asperger, anak harus lebih dulu melalui proses pemeriksaan mendalam. Tak hanya dokter anak, namun juga dokter kesehatan jiwa, dan psikolog.

Pada umumnya, sindrom ini pertama kali akan didiagnosis pada anak yang memasuki usia 2 – 6 tahun. Namun memang, anak lelaki cenderung lebih berisiko mengalami sindrom asperger dibandingkan anak perempuan, bahkan risikonya sampai empat kali lebih besar.

Pada umumnya, anak-anak dengan gejala ini akan mengalami komplikasi berikut:
1. Depresi
2. ADHD
3. Skizofrenia
4. Perilaku obsesif-kompulsif
5. Kesulitan melakukan interaksi sosial

Selain itu, ada 10 ciri sindrom asperger yang wajib Parents perhatikan: 


1. Sulit berteman  
 
Anak-anak yang mengalami sindrom ini memiliki masalah berkomunikasi secara verbal sehingga menyebabkan mereka menjadi sulit untuk berteman dengan anak-anak seusianya.

2. Sangat pemilih

Maksud pemilih di sini, pada umumnya anak-anak dengan sindrom asperger hanya mau berbicara dengan orang yang benar-benar mereka percayai atau kenal. Misalnya anggota keluarga. Bahkan, dia akan menolak berbicara dengan orang asing atau yang tidak ia percayai.

3. Susah bersimpati

Anak-anak yang memiliki sindrom asperger juga mengalami kesulitan merespons orang lain. Bahkan, dia tidak tahu cara menunjukkan simpati dan empati ketika dia mendapatkan informasi tertentu.

4. Sulit melakukan kontak mata

Anak-anak dengan ASG sulit melakukan kontak mata dengan orang lain. Ini juga yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk bersosialisasi.

5. Sikap aktif yang terlalu menonjol

Tidak semua anak dengan sindrom asperger tergolong pasif. Ada juga perilaku sangat aktif dan aneh yang kadang-kadang muncul ketika berada di kerumunan. Karena alasan ini, anak-anak ASG ini sering disalahpahami sehingga menyulitkan mereka untuk berteman.

6. Cerdas di bidang tertentu

Anak-anak dengan sindrom asperger mungkin lemah dalam pendidikan sekolah. Namun, itu tidak berarti mereka tidak memiliki daya tarik khusus terhadap sesuatu.

Misalnya mereka dapat mengatur puzzle dengan baik, senang dengan matematika atau pelajaran di bidang seni. Jika mereka dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai, maka mereka akan stres.

7. Butuh jadwal rutinitas setiap hari

Anak dengan ASG lebih suka kegiatan rutin harian dan disiplin dengan jadwal mereka. Jika Anda mengubah jadwalnya, mereka akan bingung dan ketakutan. Jika Parents berencana menambahkan aktivitas baru yang akan dilakukan, hal ini perlu diberitahu sejak jauh-jauh hari.

8. Tidak mengerti bahasa kiasan


Jika Anda ingin berkomunikasi dengan anak-anak ASG, hindari menggunakan bahasa kiasan karena mereka akan bingung dan mengerti apa yang orang katakan.

Cara terbaik adalah menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami.

9. Memiliki kemampuan hebat


Ya, anak-anak dengan sindrom ini memiliki kemampuan luar biasa dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka. Ketika dilatih dan mendapatkan penangan tepat, anak-anak dengan ASG bahkan dapat dengan mudah menganalisis hal-hal rumit.

10. Kemampuan motorik rendah

Hal ini terjadi karena tidak ada koordinasi antara mata dan tangan, tetapi bisa dilatih sejak dini. Karena alasan ini, anak-anak dengan ASG memiliki tulisan tangan yang buruk.

Perawatan dan pemeriksaan untuk anak dengan sindrom asperger

Sejauh ini memang tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis apakah anak mengalami sindrom ini atau tidak.

Namun, jika Parents menemukan gejala-gejala ini pada anak, segera konsultasikan pada dokter anak sehingga dokter bisa melakukan pemeriksaan mendalam. Dimulai dengan mencari riwayat medis lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis.

Tes darah dan rontgen juga akan dilakukan untuk mendeteksi penyebab gejala yang diduga memiliki sindrom asperger.

Anak juga disarankan untuk melakukan terapi di bawah ini:
1. Terapi fisik,
2. Terapi bicara
3. Terapi okupasional
4. Terapi modifikasi perilaku
5. Terapi yang dapat melatih keterampilan sosial

Langkah tak kalah penting, tentu saja perlunya mengomunikasikan kepada pihak sekolah agar anak bisa mendapatkan pendidikan yang tepat dan khusus.

Sampai saat ini penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti, namun faktor genetik, pengaruh lingkungan seperti infeksi virus dan bahan kimia, atau karena adanya kelainan di otak disinyalir yang menjadi penyebabnya.

Apabila Parents menemukan beberapa gejala di atas, jangan terlalu sedih, karena dengan terapi dan pendidikan yang tepat, ASG juga bisa sukses bahkan jenius di bidang yang ia minati.



Sumber : https://id.theasianparent.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentarlah yang santun dan bijak